Hidup ibarat mengayuh di atas sepeda, selalu bergerak dinamis mulai dari titik nol. Dimulai dengan kayuhan pertama dan terus menerus mengayuh tanpa henti, hingga mencapai tempat tujuan yang telah ditargetkan.
Di atas sepeda, hati, pikiran dan seluruh energi serta ambisi kita pun didamaikan, agar satu sama lain bergerak selaras, seiring dengan seni kayuhan yang mampu kita mainkan.
Kita kerahkan kemampuan, juga tetap jaga keseimbangan dengan target perjalanan hingga turun naik melewati segala rintangan. Kita akan belajar tegas untuk tetap menempuh tujuan dengan berjalan secara damai, setinggi dan seterjal apapun puncak yang harus didaki.
Manakala puncak tertinggi telah kita lewati, mulailah kita mengayuh untuk turunan tajam, penuh kelokan licin hingga menjaga keseimbangan pun wajib ditingkatkan agar hidup tak lagi kebablasan.
Di atas sepeda kita dilatih bijak, kapan harus mengerem diri dan kapan melonggarkan tekanan. Menjaga keseimbangan agar semua terkendali hingga tak jatuh tersungkur. Andai pun jatuh bukan berarti boleh menyerah, tak juga lantas kita harus berhenti, karena berhenti di tengah jalan bukanlah pilihan mereka yang yakin bisa terus mengayuh berpacu memenangkan masa depan.
Mengayuh, mengerem, menjaga keseimbangan hingga menempatkan target dan berlatih pantang menyerah, itulah inti sebuah kesabaran.
Tuhan bersama orang yang berusaha bukan bersama mereka yang penuh galau keraguan. Keraguan adalah pantang bagi para pesepeda sejati. Tuhan memberikan kekuatan pada siapapun yang meyakininya dalam menempuh beragam perjalanan kita terus menguatkan diri untuk terus menguatkan kayuhan dalam kelelahan.
Untuk memenangkan masa depan maka berhentilah banyak bicara, berdalil penuh teori. Berteorilah sepanjang hari di layar TV, niscaya Anda tak akan kemana-mana, tak bergerak kemana-mana, diam di tempat dengan sejuta mimpi yang kosong.
Hidup juga seperti bersepeda tak perlu banyak teori.
Kayuhlah sepedamu, maka engkau akan sampai ke tujuan..!!
It's All About Bicycle |
0 comments :
Post a Comment